Tuesday, April 21, 2020

Sistem Pengapian Pada Sepeda Motor

Definisi dari sistem pengapian menurut Daryanto. S (2004) “Merupakan jenis sistem yang terdapat pada motor otto dengan tujuan membangkitkan listrik tegangan tinggi untuk kebutuhan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.”

Untuk memulai proses pembakaran maka perlu adanya percikan bunga api dari busi. Untuk mendapatkan percikan bunga api pada busi maka perlu di aliri listrik yang cukup untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi. Salah satu fungsi dari sistem pengapian adalah untuk mengalirkan listrik tegangan tinggi ke busi.

Pada sistem pengapian ada dua macam jenis pengapian menurut Suprapto (2008) yaitu sistem pengapian konvensional (AC/DC) dan sistem pengapian elektrik (CDI/ECM).

Adapun komponen dari sistem pengapian adalah sebagai berikut: 
1. Baterai 
2. Lilitan pengapian/Generator AC 
3. Kunci kontak 
4. Koil 
5. Kondesor/Kapasitor 
6. Kabel Tegangan Tinggi 
7. Busi 
8. CDI/Platina/ECM

Baterai
Baterai merupakan sumber arus listrik dalam sistem pengapian DC atau elektrik. Menurut Karsono (2011) “Fungsi sebagai penyimpan sekaligus penyuplai sumber listrik (D.C) untuk kebutuhan sistem pengapian pada motor.”

Lilitan Pengapian (Generator AC)
Pada sistem pengapian AC, arus listrik diperoleh langsung dari generator AC. Menurut Darma, E (2013) “Fungsi membangkitkan listrik (A.C) dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan dari sistem pengapian.

Kunci Kontak
Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian arus listrik dalam proses pengapian.

Koil
Berfungsi untuk menaikkan tegangan dari tegangan baterai 12 V menjadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Prinsip kerja dari koil ini hampir sama dengan prinsip kerja trafo step up.

Kondensor/Kapasitor
Fungsinya adalah untuk menyerap percikan bunga api pada braker point (platina) yang berfungsi untuk menaikkan tegangan pada kumparan sekunder koil.

Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan listrik tegangan tinggi dari koil menuju ke busi. Kabel ini haruslah kuat untuk menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.

Busi
Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi dipergunakan untuk memulai proses pembakaran.

CDI/Platina/ECM
Berfungsi untuk mengatur waktu saat terjadinya pengapian atau saat terjadinya percikan bunga api pada busi. Platina dipergunakan pada sistem pengapian konvensional, CDI dipergunakan untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator sedangkan ECM dipergunakan dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.

Wiring Diagram Sistem Pengapian DC

Arus positif dari baterai akan mengalir melalui kunci kontak kemudian ke saklar engine stop dan kemudian ke terminal positif koil, saat breaker kontak atau platina terbuka maka arus negatif akan masuk ke dalam kapasitor dan masuk ke terminal negatif koil kemudian di dalam koil terjadi induksi pada lilitan primer sehingga terjadi kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang memiliki jumlah liltan yang lebih banyak. Saat platina menempel maka akan terjadi percikan bunga api yang terjadi di contact breaker. Arus listrik yang telah bertegangan tinggi tadi di teruskan ke busi dan akan muncul percikan bunga api dari busi.
Wiring Diargram Sistem Pengapian AC

Prinsip kerja dari pengapian AC hampir sama dengan pengapian DC, hanya berbeda dari source atau sumber listrik itu sendiri dan terdapat komponen ignition source coil (magneto) di dekat platina. Sumber listrik dari pengapian jenis ini adalah dari generator AC.

Wiring Diargram Sistem Pengapian CDI

CDI atau Capasitor Discharge Ignition adalah komponen yang bertugas dalam mengatur waktu pengapian pada sepeda motor yang menganut sistem pengapian elektrik. Pada sistem ini posisi dari platina sendiri di gantikan oleh CDI yang bersifat elektrik dan memiliki aturan sendiri dalam mengatur timing pengapian pada mesin. Pada sepeda motor jenis injeksi CDI sudah tergantikan oleh posisi dari ECM sehingga tugas ECM juga seperti tugas dari CDI.

Cara Kerja Sistem Pengapian CDI AC & DC Pada Motor + Rangkaian


Sistem pengapian CDI adalah salah satu jenis sistem pengapian yang ditemukan pada sepeda motor. Hal ini dikarenakan pengapian CDI memiliki desain dan konstruksi simple dan pas untuk mesin single silinder.

Lalu seperti apa cara kerjanya ? mari kita ulas secara detail.


cara-kerja-pengapian-cdi

Pengertian Sistem Pengapian CDI ?


Sistem pengapian CDI (Capacitor discharge ignition) adalah sebuah rangkaian pengapian pada mesin bensin baik pada mobil atau motor yang memanfaatkan penyimpanan arus bertegangan tinggi untuk melakukan induksi pada ignition coi.

Dibandingkan mobil, sistem pengapian ini lebih populer digunakan pada sepeda motor dikarenakan memiliki bentuk yang lebih simple sehingga cocok diletakan pada mesin sepeda motor yang memiliki ruang terbatas.

Skema-prinsip-kerja-pengapian-sepeda-motor

Sesuai namanya, sistem pengapian CDI menggunakan Capasitor sebagai komponen utama. Capasitor berfungsi untuk menyimpan arus yang kemudian dilepaskan ke ignition coil.

Sistem pengapian CDI ada dua macam, yaitu ;

1. Sistem CDI AC

Sistem ini menggunakan tegangan utama yang bersumber dari spul atau altenator mesin. Altenator akan menghasilkan arus bolak-balik atau AC yang kemudian digunakan untuk pengapian CDI. Namun sebelum masuk ke Capasitor, ada komponen dioda yang berfungsi mengubah arus tersebut menjadi searah (DC).

2. Sistem CDI DC

Skema pengapian CDI DC juga sama persis, hanya saja pada CDI unit tidak diperlukan lagi komponen rectifier. Karena arus listrik yang dipakai itu berasal dari output kiprok yang sudah disearahkan (DC).

Sehingga meski memiliki nama berbeda, dua macam pengapian ini memiliki komponen dan rangkaian yang sama.

Perbedaan pengapian CDI dengan pengapian lain ;

  • Sistem pengapian CDI menggunakan metode pengaliran arus betegangan tinggi untuk menghasilkan output yang lebih besar. Sementara pengapian biasa, menggunakan metode pemutusan arus.
  • Sistem ini memiliki tingkat keawetan yang lebih baik, karena tidak ada komponen yang bergesekan sehingga minim untuk melakukan penyetelan.

Cara Kerja Pengapian CDI Sepeda motor


Pengapian CDI memiliki dua jenis berdasarkan sistem kontrol. Pada CDI versi sederhana, keberadaan platina masih kita temukan. Namun platina dalam hal ini bukan berperan sebagai pemutus arus primer melainkan sebagai pengalih arus capasitor.

Untuk CDI versi lebih modern, keberadaan platina digantikan dengan pulse igniter yang akan mengirimkan sinyal PWM sesuai timing mesin.

cara kerja pengapian CDI adalah, saat kunci kontak berada pada posisi ON, akan terjadi aliran arus dari baterai CDI unit. Sebelum masuk ke CDI unit, arus baterai akan melewati converter. Tujuanya untuk menaikan tegangan dari baterai hingga 300 Volt.

menjelaskan prinsip kerja pengapian CDI


Dalam hal ini mesin belum menyala karena pick up coil belum mengirimkan sinyal PWM yang berisi perintah untuk melakukan discharging. Sehingga dalam fase ini, arus dari baterai masih tertahan didalam capasitor.

Bagaimana dengan pengapian AC ? kalau untuk CDI AC, karena arus listrik berasal dari spul maka saat kunci kontak ON tidak ada aliran listrik masuk ke CDI unit karena spul tidak akan menghasilkan arus listrik kalau mesin belum hidup.

Saat ini (kunci kontak ON), juga belum terjadi induksi pada ignition coil karena kumparan pada ignition coil belum terhubung dengan arus utama.

Saat mesin mulai berputar, maka pick up coil akan mengirimkan sinyal PWM dengan frekuensi sesuai RPM mesin. Sehingga terdapat pulse dengan frekuensi tertentu yang dikirimkan ke SCR.

cara kerja pengapian cdi pada mobil


Saat SCR mendapatkan triger dari pulse igniter, SCR akan mengalihkan arus capasitor. Rangkaian dari baterai akan terputus dan rangkaian dari capasitor akan terhubung dengan ignition coil.

Saat capasitor terhubung dengan ignition coil, tegangan didalam capasitor langsung mengalir dengan cepat menuju kumparan primer pada ignition coil. Sehingga akan timbul kemagnetan pada kumparan primer secara tiba-tiba. Karena tegangan dari capasitor mencapai 300 Volt, maka kemagnetan yang dihasilkan juga lebih besar.

Kemagnetan itu akan menginduksi kumparan sekunder sehingga akan menghasilkan output tegangan hingga 7 kali lebih besar. Output dari kumparan sekunder selanjutnya dikirimkan ke busi untuk menimbulkan percikan.

Saat SCR tidak mendapatkan triger, maka arus baterai kembali terhubung untuk mengisi capasitor. Dan proses ini berlangsung sangat cepat. Karena triger yang dikirimkan pulse igniter hanya berlangsung dalam satuan mili second.

Untuk keperluan pemajuan pengapian, diatur oleh rotor pada pulse igniter. Rotor akan menyesuaikan putaran berdasarkan RPM dan beban mesin sehingga triger dari pulse igniter bersifat siap pakai.

Komponen Sistem Pengapian CDI Dan Fungsinya


Meski memiliki perbedaan prinsip kerja, sistem pengapian model CDI masih menggunakan beberapa komponen yang sama seperti pengapian biasa. Yaitu;

1. Baterai

Berfungsi untuk menyediakan arus awal untuk mengisi capasitor.

2. CDI unit
Didalam komponen CDI unit terdapat beberapa komponen yang saling terintegrasi antara lain dioda, resistor, thrysistor dan capasitor. Komponen Capasitor menjadi komponen utama dalam sistem ini.

Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dalam voltase besar dan dapat disalurkan ke komponen elektrika. Fungsi ini layaknya baterai namun dalam bentuk lebih kecil.

Didalam CDI unit juga terdapat komponen SCR yang berfungsi mengatur aliran arus Capasitor sesuai pulse yang dikirimkan oleh pulse igniter.

3. Voltage Converter

fungsi converter berfungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk pengisian capasitor. Converter bekerja seperti trafo step up yang akan menaikan tegangan primer 12 Volt menjadi 200 - 300 Volt. Tegangan ini akan digunakan untuk pengisian capasitor.

4. Pulse Igniter/Pick up coil

Pulse igniter adalah komponen yang akan mengirimkan trigger berupa sinyal PWM, yang mengindikasikan timing pengapian. Sinyal dari Pulse Igniter akan digunakan untuk menentukan kapan waktu discharge dari capasitor didalam CDI unit.

Pulse igniter bekerja dengan prinsip perpotongan garis gaya magnet melalui magnet permanen dan rotor bergerigi. Saat gerigi pada rotor itu memotong Garis gaya magnet, maka akan timbul pulse dengan frekuensi sesuai dengan kecepatan rotor.

5. Ignition Coil

Ignition coil berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari 12 Volt menjadi 20 KV atau lebih agar terjadi percikan api pada busi. Ignition Coil bekerja seperti trafo step-up yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Untuk selengkapnya,

6. Busi
Fungsi busi adalah untuk memercikan bunga api. Busi dapat memercikan bunga api karena ada celah antara elektroda dan masa. Celah itu kurang dari 1 mm sehingga saat elektroda busi dialiri listrik dengan tegangan mencapai 20 KV otomatis akan timbul percikan. Percikan tersebut dikarenakan arus pada elektroda akan selalu mendekati masa.

Itulah pembahasan mengenai cara kerja pengapian CDI pada sepeda motor. Semoga dapat menambah wawasan tentang dunia otomotif.

Arti simbol pada wiring diagram instalasi kontrol motor listrik

1. Pendahuluan

pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengenai simbol-simbol pada rangkaiaan kontrol untuk motor listrik. Langsung saja kita masuk pada pembahasan.


2. Dasar Teori

Pengenalan simbol rangkaian kontrol untuk membuat panel kontrol motor listrik berfungsi untuk memudahkan instalatir pemula, memahamai komponen-komponen dan simbol yang ada pada wiring diagram. Jadi tidaklah sulit jika tahu dasar dan bentuk kompenen dan simbol yang akan kita gunakan.

Pada dasarnya sistem rangkaian kontrol untuk motor listrik ini adalah sebagai pengaman motor induksi, tapi apa jadinya jika pemasangan rangkaiaan kontrol ini kita tidak dapat, membaca wiring diagram, beserta simbol-simbol yang ada pada wiring diagram.

Seperti yang kita ketahui ada banyak sekali contoh pemasangan kontrol motor listrik, sperti start-delta, direct online, forward reverse, dan lain sebagainya.


1. Simbol MCB (miniature circuit breaker)
Simbol MCB (miniature circuit breaker)
Pada gambar diatas adalah contoh gambar simbol MCB, biasanya simbol MCB ini berada pada posisi atas wiring diagaram. MCB ini adalah 1 pole atau singel pole (dengan mengunakan 1 kabel saja)

2. Start Push Button


Simbol  start push button

Pada gambar diatas adalah contoh simbol rangkaian kontrol start push button, jika terdapat simbol diatas akan terdapat kontak NO dan NC pada tiap terminal yang ada pada tombol push button (ketika ditekan deberikan gaya dorong pada tombol otomatis arus listrik akan melewati jalur pada terminal pada push button, simbol pushbutton tidak bisa mengunci atau lawan dari kata holding berbebeda dengan kontaktor pada bagian holding NO, ketika arus listrik masuk maka akan mengunci (kontaktor), intinya push button hanya memanfaatkan gaya dorong, tekanan.

3. Stop push button

Simbol stop push button
Pada gambar diatas adalah salah satu contoh dari simbol stop push button, pada simbol stop ini teradapat kontak NC pada wiring diagaram maka gambar diatas adalah petunjuk jenis  simbol push button pensaklaran posisi ON (arus listrik akan mengalir ketika diebrikan suplay arus listrik pada terminal NC dengan menekan tombol stop push button arus listrik berhenti memberikan suplai arus ke komponen yang terhubung(off).

4. Overload Relay Normaly Close

Overload Relay NC
Pada gambar diatas adalah contoh simbol overload relay NC (Normaly Close) yang dimana simbol ini adalah untuk pengaman motor listrik dari beban lebih, arus pendek. Biasanya terdapat kontak NC dan NO pada overload relay tapi untuk pengaman motor listrik umunya kontak NC yang lebih sering digunakan.


5. Overload relay NO (Normaly Open)

 Simbol Overload relay normaly open

Pada gambar diatas adalah contoh simbol kontak NO dimana simbol ini adalah pensaklaran kondisi saklar terbuka, dimana ini pada umumnya jarang digunakan pada pada instalasi rangkaian control untuk motor induksi. Simbol ini biasanya ada pada overload relay / untuk overload relay.

6. Normaly Close 

Normaly close
Pada gambar diatas adalah penunjukan suatu simbol kontak pensaklaran terutup.  Nah Sekarang saya ingin bertanya apa bedanya normaly close dengan push button normaly close?! Silakan pikirkan. Biasanya simbol ini terdapatan pada kontaktor, heheh bercanda, normaly close sama halnya dengan saklar tetapi dalam kontaktor ketika kontaktor bekerje, berenergi maka NC akan berubah menjadi NO ini sepengetahuan saya. 

7. Normaly Open 

Simbol Normaly open (off)

Pada gambar diatas adalah suatu contoh simbol pensaklaran, yang terdapat pada kontaktor, dimna simbol ini dianotasikan dengan NO (normaly open) atau holding pada kontaktor,  holding adalah dimana kontaktor pada bagian NO disebut juga pengunci. Lalu apa bedanya saklar pushbutton NO dan saklar NO pada kontaktor,  saklar kontaktro pada NO sperti yang saya jelaskan simbol ini bisa dibilang dengan pengunci untuk membuat arus listrik mengalir berkelanjutan dan stabil, NO dan NC pada kontaktor disebut juga dengan kontak bantu. Holding atau self holding  pada kontak NO mempertahankan kontaktor agar tetap ON setelah koil mendapatkan arus listrik pada kontak pushbutton yang detekan, dalam padangan ini  perlu digaris bawahi artinya Kontak NO pushbutton dan kontak NO kontaktor jelas berbeda.

8. Timer Normaly Open
Simbol Timer Normaly open
Pada gambar diatas adalah suatu contoh gambar dengan pensaklaran otomatis pada setingan watu dan mode pada timer omron, berdasarkan sesuai setingan yang diperlukan.

9. Timer Normaly Close

Simbol timer normaly close
 Pada gambar diatas adalah suatu contoh simbol pada timer omron yang dimana dianotasikan sebuah pensaklaran tertutup atau terhubung (jika diberikan arus listrik maka arus listrik akan mengalir melalaui jalurnya, dengan setingan waktu dan mode pada timer berdasarkan penggunaan yang diperlukan.

10. Indication lamp (lampu indikator)
Simbol lampu indikator


Pada gambar diatas adalah contoh simbol lampu indikator pada pintu panel, biasanya simbol ini dianotasikan dengan lampu pada kompenen suatu instalasi berdasarkan warna kegunaan  pada push button (push button hijau = lampu warna hijau = sedangkan push button merah = lampu warna merah, adapun warna kuning adalah untuk keterangan NO pada OL menyala, adapun arti dari lampu merah dan hijau, lampu merah menyala ketika terjadi beban lebih, lampu hijau  menyala ketika kontak kontaktor NC tertutup maka hijau menyala, penjelasan ini berdasarkan kegunaan pada panel, yang diterapkan utuk apa dan menjalan kan apa (sesuai kegunaan)

11. Single line kontaktor

Simbol kontaktor single line

Pada gambar diatas adalah suatu contoh simbol single line kontaktor dimna ini dinotasikan dengan sumber kontaktor yaitu A1 dan A2.

12. Three pole MCB ( MCB 3 Phasa)

Simbol 3 phase MCB


Pada gambar diatas adalah simbol 3 phasa MCB dimana ini dinotasikan sebagai sumber output dan input power pada jalur  arus listrik untuk menjalankan motor listrik atau sumber single phase yang digunakan  pada rangkaian kontrol  motor induksi.

13. Power kontaktor 

Power kontaktor

Pada gambar diatas adalah contoh simbol power output dan input pada kontaktor dimana ini dianotasikan sebagai power untuk megatur ON / OFF suatu motor listrik, pada saat kontaktor bekerja maka arus listrik akan melalui jalur kabel pada kontaktor dari power ke beban.

14. 6 terminal 3 pahasa motor induksi

Simbol 6 terminal 3 phasa motor induksi


Pada gambar diatas adalah suatu contoh simbol motor listrik 3 phase yang terdapat pada wiring diagram yaitu instalasi rangkaian power pada motor listrik dimana terdapat 6 kabel. Simbol ini adalah penggunaan pada rangkaian control motor induksi start delta atau  sama dengan motor yang berkapasitas besar misalnya motor 22 kw, maka untuk menjalankan motor berkapasitar besar harus menggunakan kabel 3 phasa pada hubung segitiga dan bintang artinya 3 kabel hubungan segitiga 3 kabel lagi hubungan bintang jadi total kabel untuk power motor induksi ada 6 kabel hubung terpisah pada contoh simbol diatas.

15.  3 phasa motor induksi

Simbol 3 pahasa motor induksi 

Pada gambar diatas adalah contoh gambar simbol motor pada wiring diagram atau gambar motor listrik dengan catu daya 3 phase. untuk menjalankan motor listrik menggunakan 3 kabel RST tanpa netral, biasanya motor yang berkapasitas relatif kecil dengan hubungan bintang, karna penggunaan amper yang kecil, dan tidak membutuhkan start awal seperti motor yang berkapasitas relatif besar.


Saya rasa cukup, penjelasan simbol wiring diagram listrik, semoga bermanfaat. Terima  kasih saya ucapkan. Wassallamualaikum, wr, wb.

CARA MEMBACA KODE DAN WARNA KABEL ELECTRIC PADA KENDARAAN

KODE WARNA DAN UKURAN PADA KABEL KELISTRIKAN MOBIL


KABEL - Setiap kelistrikan membutuhkan yang namanya kabel untuk menghubungan tegangan satu dengan yang lainnya.Begitu pula dengan kendaraan atau mobil menggunakan rangkaian kabel agar komponen dapat berfungsi saling terhubung satu sama lainnya sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Bnayk yang belum mengerti apakah di kabel ada kode atau tidak.Sebenarnya pada kabel itu sendiri khususnya untuk kendaraan bermotor memiliki kode dan fungsi dari dan untuk apa kabel itu digunakan.Disini kita akan berbicara tentang kabel yang ada pada kendaraan mitsubishi.Di beberapa kendaraan mungkin berbeda warna berbeda pula fungsi dan digunakan untuk system apa.Maka artikel ini saya buat untuk kode warna kendaraan mitsubishi pada umumnya.

Untuk kabel warna merah digunakan untuk tegangan positif dan system penerangan lampu dan kabel warna hitam untuk tegangan negative atau ground.Pad kabel warna putih digunakan untuk charging system atau sistem pengisian dinamo amper atau alternator.Untuk warna hijau digunakan untuk system turn signal lamp.Untuk warna kuning digunakan untuk instrument panel,fuel,temperatur,control oli dll.Masih banyak warna lagi yang belum bisa sebutkan satu persatu,namun warna tersebut menjadi dasar warna untuk beberpa system.

Sebelum menangani trouble kelistrikan diperlukan wiring diagran sebagai buku pedoman atau acuan agar dapat menemukan trouble lebih cepat.Namun untuk membaca wiring diagram diperlukan terlebih dahulu cara membaca kode dan warna kabel pada kendaraan.Jika kita tidak mengetahu kode dan warna kabel maka kita tidak membaca wiring diagram dan melihat kabel aslinya di kendaraan.

Untuk kode Y-R artinya adalah kode kabel berwarna yellow-Red dan ukuran kabel 0.5 mm2.Apabila kode kabel ( Y-R ) atau berada dalam kurung maka artinya diameter kabel adalah 0.3 mm2.

Misalkan kode kabel pada wiring diagram adalah : F 3 R-B
F : Merupakan kabel Fleksibel
3 : Luas penampang kabel 0.3 mm2
R : Warna dasar dari kabel yaitu Red
B : Warna kedua kabel yang berupa strip yaitu warna Black

Contoh lagi misalkan kode kabel pad wiring diagram adalah : T 1.25 B - L
T      : Kabel Twisted yaitu kabel yang didalamnya berisi 2 kabel dalam satu bungkus
1.25 : Luas penampang kabel 1.25 mm2
B     : Warna dasar kabel adalah Black
L     : Warna kedua kabel berupa strip yaitu warna Biru

Untuk kabel twisted yang di satu bungkus kabel didalamnya ada dua buah kabel biasanya digunakan untuk kabel tegangan rendah.Digunakan untuk sisten CAN atau Control Area Network yang menggunakan system beberapa komputer didalam system di kendaraan agar dapat tersambung satu sama lainnya.

Setelah mengetahui kode warna dari kabel kelistrikan mobil maka anda dapat membaca wiring diagram untuk mengatasi suatu trouble shooting pada kendaraan.

Cara membaca Wiring Control Diagram untuk Starter Motor DOL (Direct On Line) Menggunakan Switch LCS


Untuk mempermudah kita bagaimana membaca wiring control DOL tersebut, saya kasih contoh wiring control motor DOL yang ada di tempat kerja saya saat ini. Sebagai informasi awal, rangkaian starter ini bisa digunakan untuk menghidupkan motor 3 phase DOL, baik dari lokal maupun dari Remote, DCS/PLC.


Wiring control motor DOL
Gambar 1 : Wiring Control Motor DOL PT. SMS Dompu
Pertama-tama, kita perlu perbesar gambar control di atas dengan cara klik kiri pada gambar tersebut, agar setiap symbol dan percabangan bisa terlihat dengan jelas. Terlihat sedikit berlebihan memang kalau kita bandingkan dengan wiring control DOL yang biasa, yang simple. Tapi saya menggunakan contoh di atas agar kita mencoba terbiasa berfikir sedikit rumit. Meskipun sebenarnya nggak rumit juga, hee

Gambar 2 : Rangkaian Daya dan Kontrol
Pertama kita lihat bagian yang saya marking merah. Ini sebenarnya adalah rangkaian power 400 Volt yang bertujuan untuk memberikan suply ke motor listrik 3 phase. Akan kita bahas di artikel selanjutnya.

Berikutnya adalah coba amati rangkaian yang saya marking biru dan hijau. Jadi, Pembahasan rangkaian control DOL ini akan kita mulai dari sini.

Bagian yang saya marking hijau ini adalah tabel Local Switch Single Direction. Artinya apa? Oke coba kita perbesar dulu gambarnya.

Tabel 1 : Tabel LCS

Ya, jadi kalu kita perbesar, bagian gambar yang saya marking hijau adalah tabel di atas. Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya tentang arti dari Local Switch Single Direction, kita harus memahami tabel di atas, setelah itu baru kita bisa lanjutkan ke bagian selanjutnya.

Jadi, tabel di atas sebenanrya adalah sebuah Switch LCS (Local control switch), yang nantinya akan kita pergunakan untuk start motor listrik 3 phase, baik dari lokal ataupun Remote. Coba amati kolom pertama, Contact Point No, Yang mana terdiri dari angka 1-2, 3-4, 5-6, dan 7-8. Kemudian kolom ke dua atau sebelah kanan adala Switch Position, yang terdiri dari RC, OFF, LC, dan START (S). Adapun bentuk real nya sebagai berikut.


Local Control Switch
Gambar 3 : Local Control Switch (LCS)
Saya coba jelaskan satu persatu dulu. Pada LCS ini, ada 8 buah terimanl (1-23-4, 5-67-8) atau bisa kita katakan adalah 4 buah switch, yang tujuan nya adalah untuk memposisikan switch sedemikian rupa agar motor listrik 3 phase bisa dioperasikan dengan mudah, baik dari lokal maupun Remote (DCS/PLC).

Pada kolom ke dua, ada Switch Position. Keterangan nya sebagai berikut :

RC = Remote Control (Posisi Start Remote)

OFF (0), = Off Position (Posisi Off)

LC = Local Control (Posisi start Lokal)

START (S) = Posisi start Impulse (Start motor 3 phase)

Nah, sekarang kita coba hubungkan fungsi antara kolom pertama dan ke dua pada tabel di atas.

1. Jika kita posisikan switch pada posisi RC, maka terminal yang akan terhubung (close) adalah nomer 1-2 dan 7-8. Jadi, swicth pada terminal 1-2 dan 7-8 akan berada pada posisi close (ON). Itu artinya, motor 3 phase berada dalam mode start Remote (Start dari DCS/PLC).

2. Jika kita posisikan switch pada posisi OFF, Maka semua switch (1-8) berada dalam posisi OFF (tidak ada yang terhubung).

3. Jika kita posisikan switch pada posisi LC, maka kontak yang terhubung (ON) adalah 3 dan 4. Itu artinya kita sedang memindahkan mode start motor listrik dari yang tadi Remote menjadi Lokal.

4. Terakhir, saat kika posisikan switch pada posisi START, maka posisi switch 3 dan 4 pada point no 3 masih tetap dalam kindisi terhubung (ON), dan di saat yang bersamaan kontak 5 dan 6 akan menjadi Start Impulse (Kondisi menghidupkan motor listrik). Sesaat setelah tombol START ditekan,motor listrik harusnya running dalam mode lokal.

Oke, sampai di sini, bagian gambar wiring yang saya marking hijau harusnya sudah bisa kita pahami dengan baik. Jika belum, coba ulangi sekali lagi.

Kalau sudah, kita coba lanjutkan membahas keseluruhan gambar yang saya mrking biru.Oke, saya kasih gambar lagi biar nggak repot scroll ke atas.
Gambar 4 : Rangkaian Kontrol lokal/DCS

Sebelumnya dizoom lagi deh kemudian taruh diTab baru biar enak lihatnya. Jadi tlong diperhatikan lagi, kali ini kita hanya akan fokus di marking warna biru. Jadi jangan lirik yang lain, hee.

Amati pojok bagian kiri atas dan bawah (terakhir saya ingatkan, marking biru). Kita mulai dengan sebuah MCB 1 phase, 2 pole. Oke kita besarin lagi nih.

Pojok kiri atas

Pojok kiri bawah
Jadi sebenarnya 2 switch MCB ini adalah 1 unit. Bukan 2 unit MCB yang terpisah. Bedanya adalah bagian pojok kiri atas merupakan bagian phase, dan bagian pojok kiri bawah adalah Neutral. Jadi seperti yang saya bilang di atas, ini adalah sebuah MCB 2 pole yang terdiri dari phase dan neutral.

Jadi MCB ini adalah main MCB untuk wiring control DOL ini secara keseluruhan. Artinya, jika MCB ini ON, maka LCS bisa kita gunakan untuk start stop motor. Namun jika OFF, maka motor listrik tidak akan bisa kita nyalain baik lokal maupun DCS.

Lanjut,

Pembahasan pertama, kita akan coba mempelajari wiring ini untuk mode start Lokal (dari LCS). Kita akan coba pahami bagimana prinsip kerja rangkaian ini saat digunakan untuk start motor dari lokal, bukan dari Remote (DCS/PLC).

Coba perhatikan bagian-bagian gambar yang saya marking kuning, hanya gambar kuning.

Gambar 5 : Mode Start lokal

Perhatikan marking kuning A. Di situ terdapat sebuah kontak Normally open (NO) dengan mention LC Aux. LC Aux pada marking A ini adalah salah satu kontak normally open dari Relay LC Aux pada marking C. Relay LC Aux pada marking C akan aktif jika Switch LC (3,4) pada marking B diposisikan pada posisi Close.

Note : Di bagian bawah wiring diagram (marking Hijau Gambar 6), terdapat tabel yang berisi symbol-symbol dan keterangan yang digunakan dalam wiring ini. Silahkan diperbesar dan pelajari jika ingin lebih jelas.

Saat posisi LC pada marking B sudah dalam posisi Close, maka LC Aux pada marking A akan berpindah posisi dari Open ke Close karena Relay LC Aux pada marking C telah aktif. Sebagaimana yang kita pahami, prinsip kerja relay adalah apabila dalam kondisi off (tanpa catu daya), maka posisi kontak akan tetap pada posisi awalnya. Tapi saat relay telah diberikan catu daya (aktif), maka kontak-kontak pada relay tersebut akan berpindah posisi. Misal yang awalnya close akan menjadi open, dan yang awalanya open akan menjadi close. Begitupun pada relay di wiring ini.

Lanjut, saat LC Aux pada marking A sudah dalam posisi close, maka akan ada arus yang mengalir pada terminal XCL2, XC2, XC3, A AUX (43-44), dan XC 5 pada marking D.

Setelah dari terminal XC 5, kemudian arus tersebut akan mengalir melewati sebuah relay yang dimention dengan nama Local Permit, (letak relay ini adalah di sisi panel DCS/PLC) melalui terminal XDCS 1 ke XDCS 2. Local Permit sebenanrya adalah sebuah permintaan IZIN bahwa kita hendak menyalakan motor ini dari lokal. Dan untuk mengaktifkan lokal permit ini, harus melalui Scada (PLC/DCS).

Setelah kita mendapat izin untuk start motor dari lokal, maka arus akan mengalir keterminal XC 6 dan XCL 4 untuk kemudian mengalir ke terminal LS (5,6), XCL 5 dan XC 7.

Terminal LS ini artinya Lokal start impuls (Lihat tabel LCS di atas). Dia hanya akan close saat kita tekan, namun saat kita lepas (release), maka posisi kontak LS ini akan kembali Open. Saat LS kita tekan, maka arus pada terminal no 5 akan mengalir ke coil kontactor C / Kontaktor utama (Marking Merah gambar 6) sehingga kontaktor tersebut aktif. Akan tetapi saat LS kita lepas, maka kontactor C akan kembali off.

Di sinilah kita butuh sebuah rangkaian pengunci yakni agar saat kita melepas posisi LS, kontaktor C akan tetap aktif dan itu ditunjukan pada gambar marking ungu E di bawah ini.

Gambar 6 : Detil penjelasan Mode Start Lokal

Karena XC 5, XC 9, dan XC 10 berada dalam line yang sama, itu artinya saat LC Aux pada marking A close, akan ada arus yang mengalir pada line dan percabangan ini.

Ok, kembali ke gambar 6, saat LS kita posisikan close, maka arus akan mengalir ke koil kontaktor C yang mana mengakibatkan kontak-kontak utama dan kontak bantu pada kontactor C akan berpindah posisi dari Close ke Open dan dari Open ke Close.

Perhatikan marking ungu E, di situ ada mention C AUX (13, 14). C Aux ini adalah kontak bantu NO (Normally Open) pada kontactor utama C yang apabila kontaktor C aktif maka akan membuat kontak C Aux ini berpindah posisi dari awalnya Open menjadi Close sehingga akan membuat arus bisa mengalir melewatinya. Saat LS kita close dan kontaktor C aktif, saat itu juga C Aux akan dilewati arus melalui XC 10 dan akhirnya akan menuju ke koil kontaktor C. Itulah sebabnya meskipun LS kita lepas, kontaktor C akan tetap aktif karena dia telah mendapat catu daya dari kontak bantunya sendiri yakni C Aux. Jadi bisa kita simpulkan, bahwa kontak LS hanya sebagai impuls / catu daya sementara menuju coil Kontaktor C. Saat kontaktor C aktif, catu daya ke koil C akan digantikan melalui C Aux dan inilah yang dinamakan dengan rangkaian pengunci!.