Sunday, April 19, 2020

Modul Pekerjaan Dasar Otomotif

Modul Pekerjaan Dasar Otomotif

Modul atau bahan ajar SMK Bidang Keahlian Teknik Otomotif sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, baik untuk sebagai pegangan Guru maupun sebagai buku pegangan siswa. Dengan menggunakan buku ajar Teknik Otomotif, kegiatan belajar mengajar di kelas akan menjadi efektif dan sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013.

Salah satu buku ajar Teknik Otomotif Kurikulum 2013 yaitu Buku " Pekerjaan Dasar Otomotif ". Dalam buku ini, materi yang akan dipelajari siswa dibagi menjadi beberapa Standar Kompetensi yaitu :


  1. Menggunakan Peralatan Bengkel Otomotif
  2. Menggunakan Peralatan Ukur ( mekanik, kelistrikan, pneumatik)
  3. Memelihara Peralatan Bengkel Otomotif
  4. Memelihara Peralatan Ukur
  5. Menerapkan K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja )
Buku ajar Pekerjaan Dasar Otomotif dibagi menjadi 2 buku yaitu untuk Semester 1 dan Semester 2.
Buku tersebut dapat didownload melalui alamat di bawah ini :

Materi GTO Kelas X Penyajian Gambar

Materi GTO Kelas X Penyajian Gambar 1

PENYAJIAN GAMBAR




Penyajian Benda-benda Tiga Dimensi

Gambar Proyeksi 



Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial/pandangan tunggal adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada Gambar 2.1.



2.1.2. Proyeksi Piktorial (Posisi Benda)
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain:

2.1.2.1. Proyeksi Isometrik
Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya. Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu, penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar. Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain.
  • Ciri pada sumbu
          - Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar
          - Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
  • Ciri pada ukurannya Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang    digambarnya.

a. Penyajian Proyeksi Isometri
    Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
    1)    Proyeksi isometri dengan posisi normal
         Contoh :

     2)    Proyeksi isometri dengan posisi terbalik
                Contoh :

    3)    Proyeksi isometri dengan posisi horisontal
               Contoh :


2.1.2.2. Proyeksi Dimetri
Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri. Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain:
  1. Ciri pada sumbu Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.
  2. Ketentuan ukuran Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1


Contoh :

Keterangan :
  • Ukuran pada sumbu x 40 mm
  • Ukuran pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm
  • Ukuran pada sumbu z 40 mm

2.1.2.3. Proyeksi Miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.


2.1.2.4. Gambar Perspektif
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi. Bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.

Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut), dan perspektif tiga titik (perspektif miring).



Materi GTO Kelas X Penyajian Gambar 2

2.1.3. Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1.    Proyeksi ortogonal dari sebuah titik


2. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis


3. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang


4.  Proyeksi ortogonal dari sebuah benda



2.1.4. Proyeksi Pandangan
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.

1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya (lihat Gambar 2.15).



2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (lihat Gambar 2.16).





Materi GTO Kelas X Diagram Wiring


Kamis, 06 November 2014

Materi GTO Kelas X Diagram Wiring


4.1. Diagram Wiring
Pernahkah anda terpikir di saat malam hari di jalan raya terdapat kendaraan dengan lampu menyala? Pernahkah anda saat hendak menyebrang kemudian melintas kendaraan yang memberi peringatan suara/mengklakson? Pernahkah anda melihat beberapa kendaraan yang berbelok pada sisi kanan atau kiri kendaraan tersebut terdapat lampu yang sedang berkedip?
Jika anda berpikir bagaimana hal-hal tersebut di atas bekerja, tentu jawabannya adalah karena terdapat sistim kelistrikan pada kendaraan tersebut. Lalu bagaimanakah kelistrikan tersebut dapat bekerja sesuai fungsi dan tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut adalah karena dalam sistim kelistrikan tersebut dibuat suatu rangkaian sedemikian rupa atau bisa disebut dengan diagram rangkaian kelistrikan.
Dalam kegiatan desain engineering, maintenance ataupun troubleshooting, sangatlah essensial bagi seorang engineer atau teknisi, entah itu personel di bidang kelistrikan ataupun di bidang lain (elektronika maupun telekomunikasi) untuk bisa mengerti ataupun menguasai diagram rangkaian. Diagram rangkaian merupakan suatu gambar atau petunjuk tentang komponen apa yang ada di dalam suatu rangkaian listrik, fungsinya dan hubungan antar rangkaian, sehingga diharapkan bila seorang engineer atau teknisi mengerti tentang diagram rangkaian tesebut, mereka akan lebih tepat dalam mendesain suatu rangkaian ataupun menganalisa gangguan terhadap suatu rangkaian. Secara umum diagram rangkaian dibedakan menjadi empat macam. Dengan mengerti dan memahami keempat diagram rangkain tersebut, akan mudah bagi seseorang untuk membaca “jeroan” dari suatu rangkaian.

1. Schematic diagram
Schematic diagram (Gambar 4.1) merupakan suatu gambar teknik yang menggambarkan suatu rangkaian dengan menggunakan symbol symbol listrik . dalam schematic diagram symbol symbol listrik tersebut dihubungkan dengan garis yang menggambarkan koneksi dan hubungan dari komponen komponen listrik di dalam rangkaian. Dengan menggunakan schematic diagram, cara kerja dari suatu sistim kelistrikan dapat diamati dari input sampai dengan outputnya.


2. One-line diagram
One line diagram menggambarkan suatu rangkaian dalam bentuk sebuah jalur gambar. One line diagram digunakan menggambarkan suatu rangkaian yang komplek dengan cara menyederhanakan gambar tersebut menjadi sebuah alur rangkaian, sehingga diharapkan dengan sebuah one-line diagram, pembacaan suatu sistim lebih mudah karena alur dalam one-line diagram tersebut mewakili dari sebuah sistim yang lebih rumit dan detail.


3. Block Diagram
Block diagram menggambarkan suatu rangkaian dalam bentuk segmen segmen rangkaian menurut dengan fungsinya. Dengan menggunakan block diagram, akan lebih mudah membaca rangkaian karena block diagram memisahkan rangkaian tersebut berdasarkan cara kerjanya sehingga dalam pekerjaan troubleshooting akan mudah menemukan rangkaian yang bermasalah.


4. Wiring diagram
Wiring diagram menggambarkan hubungan rangkaian secara detail, dari mulai simbol rangkaian sampai dengan koneksi rangkaian tersebut dengan komponen lain, sehingga akan mudah bagi kita untuk mengikuti alur sebenarnya dari sebuah rangkaian, karena digambarkan secara rinci dan lengkap.


Diagram rangkaian memperlihatkan hubungan antara berbagai variasi kelistrikan unit-unit pada instalasi kelistrikan kendaraan bermotor. Dimana prinsip-prinsip tersebut digunakan juga seperti pada kapal boat, kapal besar, instalasi permanen, atau yang lainnya. Diagram tersebut merupakan suatu petunjuk atau penuntun hubungan konduktor atau tahanan dan sebagai penolong kita dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Pada tiap kendaraan akan memiliki diagram rangkaian yang berbeda-beda tergantung merk atau jenis kendaraan tersebut. Akan tetapi perbedaan diagram tersebut tetaplah memiliki konsep dan fungsi tujuan yang sama. 

Gambar Teknik : Potongan dan Irisan

  • Potongan

Dalam Menggambar teknik, kita sering menemukan benda-benda yang mempunyai rongga. untuk mengetahui bentuk rongga dan ukuran dalam rongga tersebut dibutuhkan potongan pada gambar yang berfungsi untuk melihat bagian rongga tersebut. Dalam penggambarannya kita menggunakan garis gores, dimana garis ini menyatakan garis yang tersembunyi.
Jika dalam gambar kita mematuhi aturan ini maka gambar yang kita hasilkan akan tampak rumit, dikarenakan garis gores yang bertumpuk-tumpuk dengan garis nyata. oleh karena itu untuk mengurangi kerumitan gambar dan membuatnya lebih mudah kita menggunakan gambar potongan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar diwabah ini :
Hasil gambar untuk penjelasan mengenai potongan
penjelasan mengenai potongan
Untuk letak bidang potong yang sudah jelas, kita tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut, akan tetapi jika ada beberapa bidang potong yang tidak jelas maka dapat kita terangkan dalam gambar. Pada gambar potong bidang proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong yang digambar dengan garis sumbu yang ujungnya dipertebal. Pada ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, diberi anak panah yang menunjukkan arah pengelihatan.
  • Macam-macam Potongan
1. Potongan dalam satu bidang
a. Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar
Bidang potong melalui garis usmbu dasar, pada umumnya garis potongnya tidak perlu dijelaskan dalam gambar.
b. Potongan yang tifak melalui sumbu dasar
Jika kita memerlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
Hasil gambar untuk potongan pada garis bidang potong
potogan melalui garis ssumbu dasar dan garis bidang potong
2. Potongan lebih dari satu bidang
a. Potongan meloncat 
Menyatukan beberapa buah potongan menjadi satu.
potongan meloncat
b. Potongan oleh dua bidang berpotongan
Pada gambar ini terdiri dari dua buah potongan, yaitu potongan utama dan potongan pada bidang pertama.
potongan dengan dua bidang menyudut
c. Potongan pda bidang berdampingan
Pada gambar dibawah ini dijelaskan potongan berdampingan antara bidang-bidangnya dengan garis sumbunya.
potongan dengan bidang berdampingan
  • Potongan separuh
Pada potongan ini hanya separuh bagian dari gambar yang diperlihatkan, sedangkan separuh gambar tetap dan garis gores tidak perlu digambar lagi karena sudah jelas pada potongan.
potongan separuh
  • Potongan lebih dari satu bidang
Pada potongan jenis ini bagian yang dipotong ialah bagian-bagian dari benda yang tersembunyi atau juga untuk bagian yang tidak boleh dipotong. Pada gambar dibawah ini dijelaskan beberapa potongan oleh lebih dari satu bidang.
potongan setempat
  • Arsiran
Dalam penggambaran arsiran ini, garis arsir sangat penting perannya. Garis arsir disini dipergunakan untuk membedakan gambar potong dan gambar pandangan.
Kemiringan yang digunakan adalah 45 derajat terhadap garis sumbu atau terhadap garis.
Hasil gambar untuk arsiran

SOAL PDTO 2


SOAL PDTO 

BUKU PDTO  

SEMESTER 1
SEMESTER 2

1. Berikut adalah komponen jangka sorong yang berfungsi mengukur kedalaman...
a. Rahang pengukur diameter luar  
b. Rahang pengukur diameter luar  
c. Skala utama
d. Skala jangka
e. Dept measuring

2. Fungsi jangka sorong adalah sebagai berikut :

a. Mengukur garis tengah luar benda, mengukur garis tengah lubang,mengukur backlash
b. Mengukur dalamnya lubang ,mengukur garis tengah  lubang dan garis tengah luar benda 
c. Mengukur garis tengah lubang, mengukur run out, mengukur garis tengah luar benda
d. Mengukur run out, mengukur garis tengah luar benda, mengukur garis tengah lubang
e. Mengukur backlash, mengukur kerataan suatu benda, mengukur kerataan suatu benda
 
3. Pada gambar dibawah melukiskan jangka sorong posisi ukuran : 

a. 7,45 mm
b. 7,50 mm
c. 7,55 mm
d. 7,60 mm
e. 8,55 mm
 
4. Gambar dibawah ini menggambarkan skala jangka sorong dengan ketelitian : 

a. 0,05 mm
b. 0,04 mm
c. 0,03 mm
d. 0,02 mm
e. 0,1   mm

5. Gambar dibawah ini menggambarkan skala jangka sorong dengan ketelitian :     
a. 0,05 mm
b. 0,04 mm
c. 0,03 mm
d. 0,02 mm
e. 0,1   mm

6. Pada gambar dibawah melukiskan jangka sorong posisi ukuran

a. 0,53 mm
b. 5,03 mm
c. 5,30 mm
d. 5,33 mm
e. 5,40 mm

7. Fungsi multi tester adalah untuk: 

a. Mengukur tegangan arus AC dan DC, mengukur tahanan,mengukur besar daya listrik
b. Mengukur tahanan, mengukur besar daya listrik, mengukur tegangan arus AC dan DC
c. Mengukur tahanan,mengukur arus DC dan AC,mengukur tegangan arus AC dan DC
d. Mengukur arus DC dan AC , mengukur tegangan arus AC dan DC
e. Mengukur tegangan arus AC dan DC, mengukur arus DC dan AC

8. Komponen multi meter yang berfungsi untuk memilih macam/tingkat pengukuran adalah :

a. Range selector
b. Pointer
c. Scale
d. Ohm calibration knob
e. Pointer calibration screw

9. Gambar berikut adalah penggunaan multimeter untuk mengukur : 

a. Tegangan AC                               
b. Tegangan DC                               
c. Tahanan
d. Arus AC
e. Arus DC

10. Sebelum menggunakan multi meter harus dilakukan pemeriksaan dan penyetelan skala nol ( 0 ), satu hal yang harus dipastikan adalah :

a. Jarum penunjuk ada di bagian garis tengah
b. Jarum penunjuk ada di bagian garis ujung sebelah kiri skala
c. Jarum penunjuk ada di bagian garis  ujung sebelah kanan skala
d. Jarum penunjuk ada di bagian garis tengah agak kekiri skala


e. Jarum penunjuk ada di bagian garis tengah agak kekanan skala


11. Pada pengukuran tegangan baterai 12 Volt menggunakan multi meter, langkah pertama yang harus dilakukan  adalah :

a. Baca penunjukan pointer pada skala V-A
b. Hubungkan test pin hitam ke terminal (-) dan test pin merah ke terminal (+)
c. Set range selector knob pada 2,5 DCV
d. Set range selector knob pada 10 DCV
e. Set range selector knob pada 50 DCV

12. Pada pengukuran tahanan menggunakan multi meter, langkah pertama yang harus dilakukan  adalah :


a. Set range selector knob pada Ω


b. Hubungkan test pin hitam dan test pin merah. Putter 0 Ω adjuster shg pointer menunjuk angka 0 pada skala Ω

c. Hubungkan test pin hitam dan test pin merah pada tahanan 
d. Baca penunjukan pointer pada  skala Ω
e. Set range selector knob pada 2,5 DCV

13. Alat bantu kerja yang digunakan untuk melepas dan memasang baut/ mur, skrup dan snapring yang tenaga penggeraknya tidak berasal dari mesin disebut ……

a. Machine tools
b. Power tools   
c. Hand tools      
d. Screw driver
e. Bolt

14. Alat dibawah ini yang boleh digunakan untuk mengencangkan atau melepas baut yang masih kencang, kecuali ….

a.
  
b. 
 
c.  

d.   

e. 

   


15. Sambungan berikut yang dapat digunakan pada posisi yang sulit dijangkau dengan sambungan perpanjangan adalah …..

a.
  
b. 
 
c.  

d.   

e. 

  


16. Peralatan dibawah ini yang paling sesuai untuk melepas dan memasang spark plug adalah ….

a. 
  
b.  

c. 
 
d.   

e. 

  


17. Alat dibawah ini manakah yang cocok digunakan dengan impact gun …..

a. 
  
b.   

c.  

d.    

e. 

  


18. Berikut adalah fungsi dari penggunaan micrometer, kecuali …..

a. Mengukur diameter dalam 
b. Mengukur diameter luar  
c. Mengukur diameter piston
d. Mengukur ketebalan disc
e. Mengukur run out piringan

19. Nama komponen yang ditunjukkan oleh huruf A,C dan D pada gambar dibawah ini adalah ….

 
a. Anvil, spindle, outer sleeve 


b. Anvil, lock clamp, outer sleeve

c. Anvil, lock clamp,spindle
d. Outer sleeve, anvil, lock clamp
e. Outer sleeve, lock clamp, anvil

20. Berikut ini adalah proses pemeriksaan kalibrasi pada outside micrometer, kecuali ….

a. Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih
b. Putar rachet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan
c. Putar outer sleeve sampai tanda “0”
d. Putar stopper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih meyakinkan
e. “0” thimble lurus dengan garis pada outer sleeve

21. Berikut ini adalah proses mengkalibrasi outside micrometer, kecuali …..

a. Putar outer sleeve sampai tanda “0”
b. Kendorkan stopper sam-pai thimble bebas
c. Kencang-kan kembali rachet stopper
d. “0” thimble lurus dengan garis pada outer sleeve
e. Luruskan tanda “0” thimble dengan garis pada outer sleeve

22. Pada gambar dibawah ini adalah hasil pengukuran disc, berapakah hasil pengukuran yang diperoleh ….


a. 3,33 mm


b. 4,33 mm

c. 4,83 mm
d. 4,84 mm
e. 3,83 mm

23. Pada gambar dibawah ini adalah hasil pengukuran piston silinder roda, berapakah hasil pengukuran yang diperoleh ….
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6_9SuwQftFQkpMS1vAc7j0U_QDxJigH5A-PgEGoqu6JI_qwcuEKNRcHvpj1U9Ct4djC1gaFye83vJDoFr3JizjJMRoCSUo9tBBS0hRsh6cN_SAq9NYV0K6AiZUPZlUjj5ygDTb9QdLSs/s1600/24.PNG

a. 4,96 mm


b. 5,96 mm

c. 5,46 mm
d. 4,46 mm
e. 4,97 mm

24. Berapakah kapasitas pengukuran micrometer yang kita pilih jika kita akan mengukur piston dengan diameter 74,85 mm …..

a. 60 – 85 mm  
b. 55 – 80 mm  
c. 50 – 75 mm
d. 65 – 90 mm
e. 70 – 95 mm

25. Perhatikan gambar dibawah ini!





Gambar diatas merupakan salah satu alat ukur yang bernama….


a. Compression tester

b. Vacuum tester 
c. Radiator Tester
d. Ring compressor
e. Expander ring compressor

26. Dibawah ini merupakan powertools kecuali….

a. Gerinda     
b. Bor Listrik   
c. Kunci Impact      
d. Screwdriver     
e.Splitter puller

27. Gambar dibawah ini merupakan salah satu special service tool yang bernama….


a. Valve Spring Compressor 


b. Piston ring plier   

c. Ring compressor
d. Ball joint sparator
e. Coil Spring compressor

28. Berikut merupakan salah satu jenis dongkrak atau jacking yaitu….


a. Dongkrak buaya  


b. Dongkrak botol   

c. Dongkrak ulir
d. Dongkrak kereta   
e. Dongkrak penyangga

29. Tipe baut pada gambar disamping adalah ...


a. Hexagonal     


b. Hexagonal tipe flange  

c. Hexagonal tipe washer  
d. Baut U        
e. Baut tanam

30. Alat yang digunakan sebagai blocking pada servis kendaraan adalah ...

a. Dongkrak       
b. Car lift 
c. Conveyor    
d. Jack stand         
e. Jacking

31. Fungsi Dial Indicator adalah, kecuali….

a. Mengukur run out/keolengan 
b. Mengukur celah aksial  
c. Mengukur putaran
d. Mengukur kerataan
e. Mengukur backlash

32. Nama komponen no. 4, 5  dan 6 secara berurutan adalah ….


a. Penghitung putaran, spindle, steam
b. Penghitung putaran, steam, spindle


c. Penghitung putaran, steam, skala

d. Penghitung putaran, spindle, outer ring
e. Penghitung putaran, skala, steam

33. Cara set NOL dial indicator adalah….

a. Menggerakkan spindle keatas dan kebawah sampai nol
b. Menggerakkan jarum penunjuk kekanan dan kekiri sampai nol
c. Menggerakkan bodi kedepan dan kebelakang sampai nol
d. Memutar spindle sampai nol
e.Memutar outer ring sampai nol

34. Pembacaan dari 2 dial indicator berikut adalah….


a. 0,06 mm dan 0,57 mm


b. 1,06 mm dan 0,57 mm

c. 1,06 mm dan 0,43 mm
d. 0,06 mm dan 0,43 mm
e. 1,06 mm dan 1,43 mm

35. Nama komponen no. 1, 3 dan 4 secara berurutan adalah….


a. Replacement rod, washer, replacement rod securing thread


b. Replacement rod securing thread, washer, replacement rod 

c. Replacement rod, guide wheel, Replacement rod securing thread
d. Replacement rod securing thread, washer, guide wheel
e. Replacement rod, replacement rod securing thread, washer

36. Hasil pengukuran jangka sorong pada silinder = 99,78 mm, maka pilihan replacement rod dan washer yang paling tepat adalah…..

a. 95 mm dan 2,0 mm  
b. 95 mm dan 3,0 mm  
c. 100 mm dan 0 mm
d. 100 mm dan 0,5 mm
e. 100 mm dan 1,0 mm

37. Gambar disamping adalah langkah ….


a. Memasukkan bore gauge kedalam silinder


b. Memposisikan penyimpangan jarum minimal

c. Memposisikan jarak bore gauge maksimal
d. Memposisikan bore gauge agar mudah digerakkan
e. Memposisikan bore gauge tegak lurus

38. Prosedur yang tepat pengukuran silinder dengan bore gauge adalah….

a. Ukur diameter silinder dengan jangka sorong, set nol dial gauge, ukur bore gauge dengan micrometer luar, masukkan bore gauge kesilinder
b. Ukur diameter silinder dengan jangka sorong, pilih replacement rod dan washer, set nol dial gauge, ukur bore gauge dengan micrometer luar, masukkan bore gauge kesilinder
c. Ukur diameter silinder dengan jangka sorong, set nol dial gauge,pilih replacement rod dan washer, ukur bore gauge dengan micrometer luar, masukkan bore gauge kesilinder
d. Ukur diameter silinder dengan jangka sorong, pilih replacement rod dan washer, set nol micrometer luar, ukur bore gauge dengan micrometer luar, masukkan bore gauge kesilinder
e. Ukur diameter silinder dengan jangka sorong, pilih replacement rod dan washer,  ukur bore gauge dengan micrometer luar, masukkan bore gauge kesilinder

39. Gambar dibawah ini termasuk jenis gasket ...


a. Viton gasket


b. TPFE gasket    

c. Grapite gasket
d. EPDM gasket    
e.Rubber gasket

40. Dibawah ini merupakan prosedur penggunan jacking yang benar, kecuali ...

a. Pastikan kedaraan diparkir dilantai yang rataa
b. Rem parkir diaktifkan
c. Ganjal roda bagian depan atau bagian belakang secara diagonal berlawanan dengan roda yang sedang dilepaskan
d. Letakkan dongkrak pada bagian yang tepat di  bagian bawah tengah ”spring” atau ditempat yang cukup kuat untuk menopang beban dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada bodi kendaraan
e. Jika menggunakan transimisi manual pilihlah posisi netral pada perseneling